Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Masalah Eksternal Bisnis Laundry

JURAGAN LONDRY - Selain masalah internal, bisnis laundry juga memiliki masalah ekternal yang umum dihadapi.  Maksud mencari faktor ketidakberhasilan usaha laundry, bukan ingin mencari kesalahan orang lain. Umumnya usaha, tidak berjalan bukan faktor orang lain, namun faktor kita, termasuk sistem manajemen serta semangat orang-orang yang terlibat didalamnya.

Tak disadari terkadang kita membuat pesaing atau kompetitor yang notabene mantan mitra bisnis kita. Kondidi ini akan lebih bahaya, seolah-olah kita menciptakan kompetotir. Kok bisa? Ya bisa, dan kita secara tidak sedar melakukannya.

Tak jarang, pesaing kita adalah mantan pegawai kita. Dia keluar karena tidak sejahtera sehingga dan ingin usaha secara mandiri. Seandainya karyawan itu sejahtera dan terus bekerja untuk kita, minimal dalam waktu dekat usaha kita baik-baik saja.   

Mendidik karyawan itu  tidak mudah. Perlu waktu serta biaya yang tidak murah. Bayangkan kalau karyawan susah dididik, nyetrika baju malah gosong,  nyuci tidak sesuai prosedur, komplain banyak. Itulah kerugian tidak langsung akibat gonta-ganti karyawan.

Makanya di perusahaan besar, ada divisi khusus untuk mendidik karyawan. Bagi mereka tentu saj a tidak menjadi. SDM sebanding dengan asset. Bagi perusahaan besar, calon karyaan yang berpendidikan juga antre melamar. Di laundry atau usaha kecil, mencari karyawan seolah-olah harus dibujuk. Maka jangan ciptkana pesaing oleh kita sendiri.

Tanpaa mengnyanmpingkan faktor lain, rupanya persaingan bisnis basah-basah ini demikian ketat.  Strategi satu laundry dengan laundry lain sudah hampir sama. Misalnya, cuci 10 X gratis 2 kilogram. Seperti halnya beli 10 galon air isi ulang, gratis 1 galon. Kalau semua menerapkan model begitu, apa istimewanya?

Strategi itu terpenting, pembenahan juga penting. Bisnis tidak sekedar murah, ingin kejar omzet, lupa kualitas serta pelayanan. Ya pelayanan. Sangat mudah diungkapkan namun tak mudah dilaksanakan. Pelayanan model di laundry, tentu tidak sama dengen SOP di perbankan.

Coba anda jalan ke bank. Seorang satpam sudah menyambut dengan bahasnya yang kaku. Selamat siang pak, ada yang dapat saya bantu. Demikian juga setibanya di kasir atau CS. Ungkapan dimanis-maniskan akan terdengar, apa yang dapat saya bantu pak?

Rasanya model  pelayana seperti itu ketika diterapkan di laundry kurang  tepat. Apalagi pelangannya orang yang sehari-hari bertemu dengan kita.  Sebaiknya bukan model  basa-basi.  Ada tatakrama tertentu yang membuat palanggan betah dengan kita, dengan menunjukkan kerakraban atau sekedar ngobrol kesana kemarin meski tidak formal.

Maka berbasa-basilah, namun jangan terlalu basi. Sesuaikan komunikasi kita dengan tatakrama dan etika yang berlaku di masyarakat. Umumnya orang ingin merasa dikenal, dan dianggap bagian dari kita, bukan sebaliknya orang asing yang hanya sesaat. (*)

Posting Komentar untuk "Masalah Eksternal Bisnis Laundry "